BISMILLAH
JEJAK-JEJAK KEHITAMAN DIRI
Melukis rasa diatas kanvas kehidupan
bertintakan jejak hitam mahupun putih
jalan diatas roda-roda perputaran masa
yang bergandingan bersama asa…
Semua hal yang kita temui menjadi pelajaran
yang mengajari arti..
Semua hal yang kita lalui menjadi jejak-jejak
noda maupun bercak keusangan diri…
Semua hal yang pernah kita lewati menjadi
guratan kenangan yang terukir dibalik senda tawa tangisan yang menghampiri…
Ada dosa yang pernah bertaburan..
Ada kekhilafan yang sempat berhamburan…
Ada kesalahan yang kerap bersemburan…
Hingga semua seakan tak beraturan…
Kita pernah mengabaikan langit senja
Juga memaki awan mendung beserta rinai-rinai hujannya
Kita juga pernah membenci sengatan mentari siang
Juga mengumpat angin kemarau yang singgah…
Tak hanya itu…
Kita bahkan tak menghiraukan sinar rembulan
beserta gemintangnya…
Semesta seakan hanya sesakan yang menghimpit ruang dada…
Detik demi detik dilalui dengan kebencian
Minit demi minit dihadapi dengan ketidaksukaan
Jam demi jam dilalui dengan ketidakterimaan
Dan hari demi demi hanya berisi kubangan-kubangan lumpur kehinaan diri…
Kedamaian hanya seperti teori dalam epilog
tatanan perjalanan…
Dan Tuhan hanya sebuah nama tanpa perkenalan…
Nasihat-nasihat dan titah Tuhan tak berlaku dan
tak ambil peduli…
Hingga perlahan tangan-tanganNya menjamah
Dan kitapun dibuat terpanah…
Batin terus memberontak…
Jiwa pun tersentak…
SapaanNya membuat dada berdetak..
Dan matapun terbelalak…
Hingga kata penyesalanpun berteriak…
Sampai kapankah diri akan terus tersasar?
Sampai kapankah penolakan-penolakan
mampu berpendar?
Sampai kapankah tampikan demi tampikan
terus digencar?
Letusan-letusan dan muntahan-muntahan lahar bara jiwa bagai asap hitam yang menggelap gulitakan diri…
Luahan-luahan dan luapan-luapan dentuman jiwa bagai coletahan tanpa rujukan…
Zona-zona yang pelarian dan pelampiasan
hanya menawarkan keteduhan sesaat,
keindahan maya yang sekelebat hingga
kitapun semakin tersesat…
Beginikah jalan yang Dia mahukan untuk diri?
Inikah jalanNya?
Percuma hanya bergumam karena waktu
telah menggilas hingga diri tertebas…
Percuma hanya bergumam kerana waktu telah
jauh berjalan hingga diri tertinggalkan…
Kebanggaan apa yang kita genggam dari semuanya?
Diri hanya dapat menggeleng…
Dan kemudian tangisanpun melanggeng…
Inilah aku bersama batas waktu yang tak pernah
dapat ku tebus…
Inilah aku bersama noda-noda kering yang
tak mungkin dihapus…
Jejak-jejak hitam, sang pendosa…
Hamba Yang Dhoif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar